Kamis, 22 Oktober 2015

Korosi

Artikel Korosi Pengertian korosi Korosi adalah kemerosotan atau kerusakan sifat logam oleh karena proses elektrokimia, yang biasanya berjalan lambat. Contohnya yang paling umum adalah koroso logam besi dengan terbentuknya karat oksidanya. Dengan demikian korosi menimbulkan banyak kerugian. Korosi logam melibatkan proses anodic yaitu oksidasi logam menjadi ionnya dengan melepaskan electron kedalam (permukaan) logam dan proses katodik yang mengosumsi electron tersebut dengan laju yang sama. Proses katodik biasanya merupakan reduksi ion hydrogen atau oksigen dari lingkungan sekitarnya. Reaksi Kimia Korosi Logam Untuk contoh korosi logam dalam udara lembab, proses reaksi redoks yang terjadi dapat dinyatakan sebagai berikut: Anoda : { Fe (s)  Fe2+ (aq) + 2 e} 2X Katoda : O2 (g) + 4 H+ (aq) + 4 e  2 H2O (l) Redoks : 2 Fe (S) + O2 (g) + 4 H+ (aq)  Fe2+ (aq) + 2 H2O (l) Dari data potensial electrode dapat dihitung bahwa emf standar untuk proses korosi ini adalah Eo sel = +1,67 V. Reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dengan ion H+ sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida atmosfer dengan air membentuk H2CO3. Ion Fe2+ yang terbentuk di anode kemudian teroksidasi lebih lanjut oleh oksigen membentuk besi (III) oksida : 4 Fe2+ (aq) + O2 (g) + (4+2x) H2 O (I) 2 Fe2O3.vH2O+8 H+ (aq) Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal dengan karat besi. Sirkuit listrik dipacu oleh migrasi electron dan ion. Itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalam air garam. Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka reaksi katodik yang terjadi adalah: O2 (g) + 2H2O (l) + 2 e 4 OH- (aq) Korosi besi relatif lebih cepat terjadi dan langsung terus, sebab lapisan senyawa besi (III) oksida yang terjadi bersifat porous sehingga mudah ditembus oleh udara maupun air. Tetapi, aluminium mempunyai potensial reduksi jauh lebih negatif dibandingkan besi, proses korosi lanjut menjadi terhambat karena hasil oksidasi, Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat porous sehingga melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara luar. Penyebab Korosi Korosi merupakan reaksi kimia yang terjadi secara alami dan spontan. Tanpa campur tangan manusia, logam dapat bereaksi dengan factor luar dan menyebabkan peristiwa korosi. Beberapa factor penyebab korosi antara lain : 1. Tingginya reaktivitas logam 2. Adanya zat pengotor 3. Adanya udara bebas, uap air, dan gas tertentu seperti CO2 dan SO2 4. Adanya zat-zat elektrolit Laju Korosi Laju korosi juga dikenal dengan rasio korosi. Laju korosi dihitung dengan mengambil korosi pada seluruh permukaan. Laju korosi diukur dengan kondisi mpy (mils per penetration) Mpy = (berat hilang akibat korosi dalam gram) x (22300) / (A) (dt) Dimana A = luas permukaan korosi (in 2) D= massa jenis logam (g/cm3) t = waktu korosi (hari) Pencegahan korosi Perlindungan Katidik Prinsip dari perlindungan katodik adalah mengubah potensial elektroda dari struktur logam sehingga dapat menambah “kekebalan” logam yang ingin dilindungi. Bagian yang dilindungi tentu saja adalah permukaan, sehingga menutup kemungkinan terjadinya reaksi korosi. Perlindungan katodik penting digunakan untuk logam alat-alat selam dan bawah tanah. Penghambat (inhibitor) korosi Adanya molekul asing dapat mempengaruhi reaksi pada permukaan. Proses korosi adalah salah sato jenis reaksi permukaan. Korosi dapat dikendalikan dengan senyawa asing yang dikenal dengan senyawa inhibitor (penghambat). Senyawa penghambat dapat terabsorsi pada permukaan logam yang bereaksi. Senyawa tersebut langsung menyerap ke arah lapisan permukaan logam. Senyawa penghambat dapat bekerja pada cara yang berbeda, yaitu memblokir bagian yang rawan korosi dan mencegah laju anodic maupun katodik. Cara lainnya adalah dengan meningkatkan potensial elektroda. Contoh senyawa yang dapat menghambat reaksi anodic adalah heksilamina dan natrium benzoate. Dengan cara sama, oksidator seperti nitrit, kromat, amina, tiourea juga dapat digunakan untuk menghambat korosi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar