Selasa, 05 Januari 2016

Studi Kasus Pencemaran Lingkungan

Kasus Pencemaran Lingkungan Pencemar Teluk Buyat PT. Newmont Minahasa Raya merupakan perusahaan pertambangan yang berkerja sama dengan Pemerintah Republik Indonesia dalam rangka Penanaman Modal Asing. Markas Induk PT. NMR, selanjutnya dikenal dengan Newmont Gold Company (NGC) berada di Denver, Colorado, Amerika Serikat. NGC menempati posisi lima produsen emas dunia. Selain PT. NMR, di Indonesia perusahaan ini juga berkegiatan di Sumbawa, Nusa Tengara Barat dengan nama PT. Newmont Nusa Tenggara. Proyek Newmont antara lain tersebar di Kazakhtan, Kyryzstan, Uzbekistan, Peru, Brasilia, Myanmar dan Nevada. PT. NMR menandatangani kontrak karya dengan Pemerintah Republik Indonesia pada tanggal 6 November 1986 melalui surat persetujuan Presiden RI No. B-3/Pres/11/1986. Jenis bahan galian yang diijinkan untuk di olah adalah emas dan mineral lain kecuali migas, batubara, uranium, dan nikel dengan luas wilayah 527.448 hektar untuk masa pengolahan selama 30 tahun terhitung mulai 2 Desember 1986. Tahap produksi diawali pada Juli 1995 dan pengolahan bijih dimulai Maret 1996. Dalam tahap eksplorasi, PT. NMR menemukan deposit emas pada tahun 1988. Kemudian kegitan penambangan akan direncanakan dengan luas 26.805,30 hektar yang akan dilakukan di Messel, Ratatotok kecamatan Ratatotok kabupaten Minahasa yang berjarak 65 mil barat daya Manado atau 1.500 mil timur laut Jakarta. Pencemaran dan Dampak akibat kegiatan penambangan PT. NMR terjadi mulai tahun 1996–1997 dengan 2000-5000 kubik ton limbah setiap hari di buang oleh PT. NMR ke perairan di Teluk buyatyang di mulai sejak Maret 1996. Menurut PT. NMR, buangan limbah tersebut, terbungkus lapisan termoklin pada kedalaman 82 meter. Nelayan setempat sangat memprotes buangan limbah tersebut. Apalagi diakhir Juli 1996, nelayan mendapati puluhan bangkai ikan mati mengapung dan terdampar di pantai. Kematian misterius ikan-ikan ini berlangsung sampai Oktober 1996. Kasus ini terulang pada bulan juli 1997. Kematian ikan-ikan yang mati misterius ini, oleh beberapa nelayan dan aktivis LSM di bawa ke laboratorium Universitas Sam Ratulangi Manado dan Laboratorium Balai Kesehatan Manado, tetapi kedua laboratorium tersebut menolak untuk meneliti penyebab kematian ikan-ikan tersebut. Hal yang sama PT. NMR berjanji untuk membawa contoh ikan mati tersebut ke Bogor dan Australia untuk diteliti tetapi dalam kenyataannya penyebab kematian dan terapungnya ratusan ikan tersebut belum pernah di sampaikan pada masyarakat. Padahal PT. NMR sendiri, mulai melakukan analisis dalam daging dan hati beberapa jenis ikan di Teluk buyatsejak 1 November 1995. Ini rutin tercatat setiap bulannya. Kemudian pada tanggal 19 juni 2004, Yayasan Suara Nurani (YSN) dengan dr. Jane Pangemanan, Msi bersama-sama dengan 8 mahasiswa Pasca Sarjana Kedokteran jurusan Kesehatan Masyarakat melalui Program Perempuan, melaksanakan kegiatan program pengobatan gratis untuk warga korban tambang khususnya di Buyat pante (Lakban) Ratatotok Timur Kab. Minahasa Selatan, dan dari hasil pemeriksaan tersebut menyatakan bahwa 93 orang yang diteliti menunjukkan keluhan atau penyakit yang diderita seperti sakit kepala, batuk, beringus, demam, gangguan daya ingat, sakit perut, sakit maag, sesak napas, gatal-gatal dan lain-lain. Diagnosa yang disimpulkan oleh dr Jane Pangemanan, adalah warga Buyat Pantai menderita keracunan logam berat. Keracunan yang di derita warga desa Buyat Pantai ini, ternyata sudah dibuktikan oleh penelitian seorang Dosen Fakultas Perikanan Ir. Markus Lasut MSc, dimana pada bulan Februari 2004, dari hasil penelitian terhadap 25 orang (dengan mengambil rambut warga) terbukti bahwa, 25 orang tersebut sudah ada kontaminasi merkuri dalam tubuh mereka. Polemik tentang Penyakit akibat limbah NMR ini berkembang menjadi tajam, karena pihak Pemerintah dan Dinas Kesehatan terang-terangan membela PT. NMR dengan mengatakan tidak ada pencemaran. Kemudian pihak pemerintah didalamnya Menteri Negara Lingkungan Hidup menyelesaikan permasalahan ini memalui jalur non – litigasi terhadap PT. NMR dengan meminta ganti kerugian sebesar 124 juta dolar AS sebagai ganti rugi akibat turunnya mutu lingkungan dan kehidupan warga Buyat yang menjadi korban akibat kegiatan tambang newmont. Pihak PT. NMR hanya sanggup membayar 30 juta dolar AS, dan penyelesaian melalui jalur non litigasi tersebut pun dianggap sebagai jalan keluar yang tepat. Namun pada tahun 2005 kasus ini masuk ke jalur pidana, dimana surat pelimpahan perkara dari Kejaksaan Negeri Tondano atas perkara No. Reg. B1436R112. TP207/2005 yang diterima oleh Panitera Pengadilan Negeri Manado pada tanggal 11 Juli 2005 dan hal ini telah sesuai berdasarkan Keputusan Ketua Mahkamah Agung RI No. KMA033/SK04/2005 yang menyatakan bahwa kewenangan mengadili dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Manado. Pembahasan Kasus Kasus pencemaran perairan Teluk Buyat oleh PT. Newmont Minahasa Raya apabila dilihat dari aspek hukum administrasi, maka langkah-lanhkah yang harus dilakukan adalah : Dilakukannya penyelidikan kasus dengan pengambilan sampel air limbah yang dihasilkan oleh PT. NMR dan sampel pada perairan yang tercemar, setelah itu di analisis oleh Dinas terkait dalam hal ini bisa dilakukan oleh Baban pengolahan lingkungan daerah Sulawesi Utara ataupun Dinas kesehatan daerah di sana. Hasil uji sampel yang diperoleh, apabila parameter air limbah pada sampel limbah cair di PT. NMR sama dengan parameter air limbah pada sampel air yang tercemar, pemerintah dapat menjerat PT.NMR dengan perkara pelanggaran perizinan yaitu berupa pelanggaran terhadap syarat izin usaha yang diindikasikan dengan pelanggaran terhadap RKL/RPL, pelanggaran terhadap izin pengolahan tailing sebagai limbah B3 dan pelanggaran izin pembuangan limbah tambang ke laut. Dari pelangaran-pelanggaran diatas maka pemerintah wajib mengeluarkan sangsi berupa teguran tertulis. Dalam kurun waktu maksimal tiga bulan apabila belum ada perbaikan maka pemerintah dapat memberikan sangsi yang kedua yaitu berupa pencabutan izin pengoprasian peralatan pabrik, dan paksaan untuk mengatasi pencemaran lingkungan perairan di Teluk Buyat. Dalam kurun waktu tertrntu apabila PT. NMR tidak melakukan upaya dalam memperbaiki kualiatas perairan Teluk Buyat yang mana ditentukan pemerintah terkait, maka pemerintah dapat melakukan pencabutan izin beroperasi dan paksaan untuk memperbaiki pencemaran lingkungan perairan di Teluk Buyat serta uang paksa untuk mengganti kerugian kesehatan masyarakat minahasa Sulawesi Utara yang diakibatkan oleh pencemaran air limbah PT.NMR. Bila PT.NMR masih tetap beroperasi maka perkara ini beralih menjadi perkara pidana yang nama diselesaikan dipengadilan. Kesimpulan 1) Penerapan hukum lingkungan di indonesia berperan penting terhadap pencegahan kerusakan lingkungan yang ada di indonesia. 2) Dalam kasus pencemaran Teluk Buyat di Minahasa Sulawesi Utara dapat di lakukan sangsi administrasi berupa sangsi teguran, sangsi pengambilan izin pengoprasian mesin, sangsi pencabutan izin operasi dan paksaan untuk memperbaiki kualitas perairan teluk buyat serta paksaan uang sebagai gantirugi kerugian kesehatan masyarakat Minahasa akibat air limbah PT.NMR. Saran 1) Pemerintah lebih ketat dalam penegaan hukum lingkungan agar kasus pencemaran lingkungan tidak terulang terus-menerus. 2) Pemerintah berkerjasama dengan masyarakat mengawasi pabrik-pabrik yang ada di Indonesia sehingga tindak kejahatan lingkungan dapat berkurang. Daftar Pstaka http://agussuyanti.blogspot.co.id/2014/03/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html Kamis, 13 Maret 2014

Lean Manufacturing

USULAN PERBAIKAN DENGAN LEAN Usulan Perbaikan Untuk Pengurangan Waste Pada Proses Produksi Dengan Metoda Lean Manufacturing (Studi kasus di PT PLN (Persero) Jasa dan Produksi, Unit Produksi Bandung) Ambar Rukmi Harsono, Sugih Arijanto, Fuady Azlin ambarht@itenas.ac.id 1. Pendahuluan Menghadapi persaingan usaha yang semakin ketat, perusahaan harus selalu berusaha meningkatkan efisiensi dan memfokuskan diri pada minimisasi pemborosan yang terjadi pada keseluruhan proses produksi. Permasalahan yang sering terjadi pada PT. PLN J&P unit Produksi adalah keterlambatan penyelesaian pesanan pada produk lemari bagi tegangan rendah 4 jurusan sehingga dapat mempengaruhi kepuasan konsumen terhadap produk yang dihasilkan. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam usaha mengeliminasi waste adalah Lean Manufacturing. Gasperz menyatakan Lean adalah upaya untuk menghilangkan pemborosan dan meningkatkan nilai tambah produk agar memberikan nilai kepada pelanggan, konsep ini diharapkan dapat memperbaiki sistem produksi. Langkah awal metode lean manufacturing adalah menggambarkan sistem perusahaan secara keseluruhan dengan current state value stream mapping yang berisi aliran informasi dan material yang terjadi di perusahaan. Identifikasi pemborosan yang terjadi dapat dijadikan dasar untuk melakukan perancangan future state value didasarkan perbaikan yang dapat diimplementasikan pada perusahaan. 2. Pemecahan Masalah 1) Identifikasi aliran informasi proses produksi, mesin dan peralatan yang digunakan perusahaan sebagai dasar prmbuatan (VSM) dan untuk memperoleh data tentang waste yang terjadi pada masing masing station kerja. 2) Penentuan currrent state gap dengan cara memetakan aliran informasi dan material dengan current state, kemudian melakukan identifikasi waste sepanjang current state dan menentukan akar masalah terjadinya waste dengan 5W-1H. 3) Perancangan future state VSM berdasarkan usulan perbaikan yang mungkin dilakukan sesuai dengan kondisi perusahaan. 3. Analisisi Hasil Pengamatan Current state terlihat lean time dan processing time pada tiap tiap proses masih relatif tinggi. Dalam future state map, ketergantungan sistem kerja perakitan yang menggunakan komponen dari hasil proses bending sangat tinggi. Dengan mempertimbangkan waktu proses dan set-up pada mesin berbeda beda. perusahaan dapat membuat supermarket untuk proses dari aliran aliran produksi utama yang sedang berjalan agar penyaluran komponen yang berbeda dapat dilakukan secara merata. Sebelum proses bending harus melakukan pembagian batch pada proses sebelumnya untuk menentukan komponen utama, hal ini dilakukan proses cutting 1 dan2 yang membuat komponen firm terlebih dahulu dan dilanjutkan pada komponen yang membutuhkan lemari yang menjadi 2 bacth yaitu 25 lemari dan 25 lemari selanjutnya. Usaha perbaikan organisasi tempat kerja pada lantai produksi dilakukan dengan menggunakan metode 5S (Seiri, Seiton, Seiso, Seiketsu, dan Shitsuke). agar memperoleh lantai produksi yang bersih dan teratur. Langkah pertama yang dilakukan adalah Seiri (Sort), yaitu untuk menghilangkan benda-benda yang sama sekali tidak dibutuhkan dan tidak memberikan nilai tambah pada lantai produksi. Langkah kedua adalah Seiton (Stabilize, Straighten, Set in Order, Simplify), yaitu pengaturan dan penyusunan perlengkapan serta komponen yang akan digunakan dalam proses perakitan. Hal ini dilakukan untuk memudahkan pencarian dan membuat lantai produksi lebih teratur . Akhirnya, untuk mendapatkan future state yang dapat diimplementasikan, usulan perbaikan harus didukung dan didokumentasikan pada peta. Hal ini dapat terlihat pada simbol “lightning burst” yang dapat digunakan sebagai dasar dalam melakukan perbaikan. Dalam future state symbol tersebut dapat diamati pada penerapan metode 5S pada lantai produksi terutama pada lantai kerja perakitan dan peningkatan hasil perakitan yang mengacu pada perubahan metode kerja operator pada stasiun kerja perakitan. Berdasarkan perhitungan tahap awal, rancangan perbaikan tersebut mampu menurunkan lead time lantai produksi saat ini dari 5622.2 menit (12 hari) menjadi 4331.2 menit (10 hari) sehingga perusahaan dapat memproduksi dengan lebih cepat dan keterlambatan penyerahan produk dapat dihilangkan atau dikurangi. 4. Kesimpulan dan Saran 1. Jenis-jenis pemborosan yang terjadi pada lantai produksi pembuatan lemari bagi TR 4 jurusan adalah sebagai berikut: a. pemborosan process pada bagian pemotongan sudut-sudut komponen disebabkan metode kerja operator. b. pemborosan process pada proses menekuk disebabkan pengulangan pekerjaan karena mesin yang tidak sempurna. c. pemborosan motions pada proses merakit yang disebabkan oleh organisasi tempat kerja yang jelek dan metode kerja yang tidak konsisten d. pemborosan overproduksi yang terjadi pada proses pemotongan bahan baku pada cutting 1 dan pemotongan sudut-sudut komponen (penyoakan) pada cutting 2 yang menyebabkan penumpukan pada mesin bending. 2. Ada empat buah usulan tindakan perbaikan pada future state VSM guna menanggulangi penyebab terjadinya pemborosan yaitu : tindakan perbaikan pada proses cutting 2 di mesin pond, pembagian batch produksi pada proses cutting 1 dan cutting 2, perbaikan metode kerja pada perakitan dan perbaikan organisasi tempat kerja pada lantai produksi. 3. Rancangan perbaikan pada future state VSM diperkirakan mampu menurunkan lead time lantai produksi saat ini (current state map) dari 5632.2 menit (12 hari) menjadi 4341.2 menit (10 hari) sehingga sehingga perusahaan dapat memproduksi dengan lebih cepat dan keterlambatan penyerahan produk dapat dihilangkan atau dikurangi 4. Saran-saran untuk penelitian selanjutnya adalah: a. Mengintegrasikan metode Lean Manufacturing dengan metode lain seperti Six Sigma b. Melakukan kajian finansial yang berkaitan dengan implementasi usulan tindakan perbaikan. c. Melakukan penelitian dengan menggunakan metode Lean Manufacturing terhadap produk yang lainnya

Sustainable Manufacturing

*Model komponen ramah lingkungan MODEL PEMILIHAN INDUSTRI KOMPONEN OTOMOTIF YANG RAMAH LINGKUNGAN Triwulandari S. Dewayana, Dedy Sugiarto, Dorina Hetharia Program Studi Magister Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri - Universitas Trisakti Email : sd_triwulandari@yahoo.com LInk:blog.trisakti.ac.id/jurnalti/files/2014/02/1_Model-Pemilihan-Industri-Komponen-Otomotif-yang-Ramah-Lingkungan_Triwulandari-Sd-dkk.pdf *Green productivity IMPLEMENTASI GREEN PRODUCTIVITYUNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS PENGEMBANGAN USAHA KECIL MENENGAH Suhartini, ST, MT Teknik Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Email : ttitin-63@yahoo.com Tahun terbit : Bangkalan, 22 September 2012, Penerbit Universitas Trunojoyo Madura. Link : jurnal.itats.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/IMPLEMENTASI-GREEN-PRODUCTIVITY-UNTUK-MENINGKATKAN-PRODUCTIVITAS-PENGEMBANGAN-USAHA-KECIL-MENENGAH.pdf ABSTRAK Green Productivity tersebut merupakan suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan performansi lingkungan secara bersamaan di dalam pembangunan sosial ekonomi secara keseluruhan dan Perancangan model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan merupakan bagian dari penelitian dalam rangka memformulasikan strategi pengembangan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan untuk meningkatkan daya saing. Pendahuluan Latar Belakang Perkembangan industri kerajinan batik saat ini semakin pesat seiring dengan laju arus globalisasi yang terus berjalan.Seiring dengan peningkatan produksi, ternyata timbul banyak permasalahan lingkungan di sekitarnya. Permasalahan tersebut disebabkan karena proses produksi seringkali mengakibatkan pembuangan material dan energi yang akan membebani lingkungan, padahal proses produksi yang baik tidak hanya memperhatikan keamanan dan efek samping dari limbah sisa prosesnya, namun juga mereduksi limbah buangan yang dihasilkan.permasalahan ini juga kerap kali diabaikan oleh pihak pengrajin, padahal saat ini permasalahan lingkungan menjadi isu yang cukup hangat dibicarakan. Oleh sebab itu, sangat penting bagi para pengrajin batik untuk memperhatikan aspek-aspek lingkungan dalam tiap proses produksi yang dilaksanakan agar dapat menciptakan keserasian dengan lingkungan sekitarnya. Dan Istilah Green Industry dikenal pada tahun 2009 dalam penyelenggaraan International Conference on Green Industry in Asia di Manila, Filipina. salah satu hasil dari konferensi tersebut yaitu berupa komitmen bersama negara negara di Asia dalam upaya penanganan masalah lingkungan hidup melalui efisiensi penggunaan sumber daya dan pengurangan emisi gas karbon. Tujuan Penelitian Suatu rancangan prosedur Green Produktivity Assesment yang melibatkan desain sistem informasi sederhana dengan mendesain tamplete tahapan proses produksi yang berpotensi mempunyai dampak lingkungan. Penerapan Green industry (Kemenprin 2013) dilakukan melalui konsep produksi bersih (cleaner production) melalui aplikasi 4R, yaitu Reduce (pengurangan limbah pada sumbernya), Reuse (penggunaan kembali limbah), dan Recycle (daur ulang limbah), dan Recovery (pemisahan suatu bahan atau energi dari suatu limbah). Upaya penurunan emisi CO2 dan penerapanReduce, Reuse, Recycle (3R) akan menjadipenentu bagi industri komponen otomotifuntuk masuk dalam kategori industri yang ramah lingkungan. Metode penelitian Pengumpulan Data Metode yang digunakan Green Produktivitas pada kampoeng batik tersebut merupakan suatu strategi untuk meningkatkan produktivitas perusahaan dan performansi lingkungan secara bersamaan di dalam pembangunan sosial ekonomi secara keseluruhan. Metode Perancangan model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan Pendekatan yang digunakan dalam merancang model adalah proses hirarki dan analitik. HASIL PENELITIAN Proses produksi batik yang terdiri dari lima tahapan akan menghasilkan limbah di setiap tahapan proses produksinya. Limbah batik ini dapat dikategorikan menjadi padat, cair dan gas. Limbah gas yang berupa emisi CO, CO2, SO2 merupakan sisa pembakaran pada saat proses pembakaran. Gas buang dari bahan bakar yang berupa karbon monoksida, karbon dioksida dan sulfur oksida serta uap lilin batik dapat menjadi sumber emisi akan menyebar dalam ruangan kesegala arah. Karbon monoksida termasuk jenis polutan yang stabil. Dan dampak lingkungan pada kampoeng batik adalah pencemaran udara, pencemaran air, dan lingkungan kotor. Untuk kompenen otomotif yang ramah lingkungan berdasarkan bobot faktor yang diperoleh, model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan lebih memprioritaskan pada faktor pengelolaan limbah / emisi. Pada faktor proses produksi, kriteria teknologi proses merupakan prioritas utama dengan bobot faktor sebesar 0.3860. Sedangkan untuk sub kriteriadari criteria teknologi proses, bobot terbesar adalah penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R) yaitu 0,7172, Oleh karena itu, upaya penurunan emisi CO2 dan penerapan Reduce, Reuse, Recycle (3R) akan menjadi penentu bagi industri komponen otomotif untuk masuk dalam kategori industri yang ramah lingkungan. KESIMPULAN model pemilihan industri komponen otomotif yang ramah lingkungan dan Green Productivity di kampoeng batik sama sama memprioritaskan industri yang ramah bagi lingkungan dan pengurangan emisi gas karbon.

Sabtu, 02 Januari 2016

Polusi Udara

Komposisi Udara Manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa udara manusia hanya bertahan beberapa menit saja. Jadi anda tentu bisa menyimpulkan sendiri betapa pentingnya udara bagi kehidupan di bumi. Karena tanpa udara, maka manusia, hewan dan tumbuhan tidak dapat hidup.Udara sehari hari terdapat di atmosfer. berfungsi sebagai payung atau pelindung di bumi dari radiasi matahari yang kuat pada siang hari dan mencegah hilangnya panas ke ruang angkasa pada malam hari. merupakan penghambat bagi benda benda angkasa yang bergerak melaluinya sehingga sebagian meteor yang melalui atmosfer akan menjadi panas dan hancur sebelum mencapai permukaan bumi. Lapisan atmosfer merupakan campuran dari gas yang tidak tampak dan tidak berwarna. Empat gas utama dalam udara kering meliputi: Kondisi dan manfaat gas dalam atmosfer antara lain: 1. Nitrogen (N2) jumlahnya paling banyak, meliputi 78 bagian. Nitrogen tidak langsung bergabung dengan unsur lain, tapi merupakan bagian senyawa organik. 2. Oksigen (O2) sangat penting bagi kehidupan, yaitu untuk mengubah zat makanan menjadi energi hidup. 3. Karbon dioksida (CO2) menyebabkan efek rumah kaca (greenhouse) transparan terhadap radiasi gelombang pendek dan menyerap radiasi gelombang panjang. Dengan demikian kenaikan kosentrasi CO2 didalam atmosfer akan menyebabkan kenaikan suhu dibumi. 4. Ozon (O3) adalah gas yang sangat aktif dan merupakan bentuk lain oksigen. Gas ini terdapat pada ketinggian antara 20 hingga 30 km. Ozon dapat menyerap radiasi ultra violet yang mempunyai energi besar dan berbahaya bagi tubuh manusia. Salah satu unsur yang penting dalam atmosfer adalah uap air. Uap air sangat penting dalam proses cuaca atau iklim, karena dapat merubah fase menjadi fase cair, atau fase padat melalui kondensasi dan deposisi. Perubahan fase air dapat dilukiskan pada gambar berikut: uap air merupakan senyawa kimia udara dalam jumlah besar yang tersusun dari dua bagian hidrogen dan satu bagian oksigen. Uap air yang terdapat di atmosfer merupakan hasil penguapan dari laut, danau, kolam, sungai dan transpirasi tanaman. Atmosfer selalu dikotori oleh debu. Debu adalah istilah yang dipakai untuk benda yang sangat kecil sehingga tidak tampak kecuali dengan mikroskop. Jumlah debu berubha-ubah tergantung pada tempat. Sumber debu beraneka ragam, yaitu asap, abu vulkanik, pembakaran bahan bakar, kebakaran hutan, smog dan lainnya. Smog singkatan dari smoke and fog adalah kabut tebal yang sering dijumpai didaerah industri yang lembab. Debu dapat menyerap, memantulkan dan menghamburkan radiasi matahari. Debu atmosferik dapat disapu turun ke permukaan bumi oleh curah hujan, tetapi kemudian atmosfer dapat terisi pertikel debu kembali. Debu atmosfer adalah kotoran yang terdapat di atmosfer. Struktur Vertikal Atmosfer 1. Lapisan Troposfer Gejala cuaca terjadi di lapisan troposfer. Pada lapisan ini terdapat penurunan suhu yang terjadi karena sangat sedikitnya troposfer menyerap radiasi gelombang pendek dari matahari, sebaliknya permukaan tanah memberikan panas pada lapisan troposfer yang terletak di atasnya melalui konduksi, konveksi, kondensasi dan sublimasi yang dilepaskan oleh uap air atmosfer. Konduksi adalah proses pemanasan secara merambat Konveksi adalah proses pemanasan secara mengalir Kondensasi adalah proses pendinginan yang mengubah wujud uap air menjadi air. Sublimasi adalah proses perubahan wujud es menjadi uap air. 2. Lapisan Stratosfer merupakan lapisan inversi artinya suhu udara bertambah tinggi seiring dengan naiknya ketinggian, disebut juga lapisan Isothermis. Kenaikan suhu ini disebabkan oleh lapisan ozonosfer yang menyerap radiasi ultra violet dari matahari. Bagian atas stratosfer dibatasi oleh permukaan diskontinuitas suhu yang disebut stratopause. yang terletak pada ketinggian 60 km dengan suhu 0Oc. 3. Lapisan Mesosfer ditantai dengan penurunan orde suhu 0,4o c setiap 100 meter, karena lapisan ini mempunyai keseimbangan radiasi yang negatif. Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause yaitu lapisan didalam atmosfer yang mempunyai suhu paling rendah, kira-kira -100o C. Ketinggian sekitar 85 km. 4. Lapisan Thermosfer Terletak pada ketinggian 85 km dan 300 km yang ditandai dengan kenaikan suhu dari -100o C sampai ratusan bahkan ribuan derajat. Bagian atas lapisan atmosfer dibatasi oleh termopause yang meluas dari ketinggian 300 km sampai pada ketinggian 1000 km.Suhu termopause adalah konstant terhadap ketinggian, tetapi berubah dengan waktu, yaitu dengan insolasi. Suhu pada malam hari berkisar antara 300 dan 1200o C dan pada siang hari antara 700 dan 1700o C. Densitas termopause sangat kecil, kira kira 10 kali densitas atmosfer permukaan tanah.

Pencemaran Air

Pencemaran Air Dan Sifat Air Tercemar. Pencemaran air atau polusi air adalah penyimpangan sifat-sifat air dari keadaan normal, bukan dari kemurniannya. Air permukaan dan air sumur biasanya mengandung bahan bahan mental terlarut seperti Na, Mg, Ca dan Fe. Air yang mengandung komponen-komponen tersebut dalam jumlah tinggi disebut air sadah. Air minum pun bukan merupakan air murni. Meskipun bahan bahan tersuspensi dan bakteri mungkin telah dihilangkan dari air tersebut, tetapi air minum mungkin masih mengandung komponen komponen terlarut. Contoh air yang mengalami pencemaran: airminum yang tercemar mungkin rasanya akan berubah meskipun perubahan baunya mungkin sukar dideteksi, bau yang menyengat mungkin akan timbul pada pantai laut, sungai, dan danau yang terpolusi, kehidupan hewan air akan berkurang pada air sungai yang terpolusi berat, atau minyak yang terlihat terapung pada permukaan air laut menunjukkan adanya polusi. Tanda tanda polusi air yang berbeda ini disebabkan oleh sumber dan jenis polutan yang berbeda beda. A.Pengelompokan Bahan Pencemar Air (Polutan) Polutan air dikelompokkan atas 9 grup berdasarkan perbedaan sifat sifatnya sebagai berikut. 1. Padatan 2. Bahan buangan yang membutuhkan oksigen (oxygen-demanding wastes) 3. Mikroorganisme 4. Komponen organik sintetik 5. Nutrien tanaman 6. Minyak 7. Senyawa anarganik dan mineral 8. Bahan radioaktif 9. Panas B. Sifat sifat Air Tercemar Sifat sifat air yang umum diuji dan dapat digunakan untuk menentukan tingkat polusi air misalnya: 1. Nilai pH, keasaman dan alkalinitas 2. Suhu 3. Warna, bau dan rasa 4. Jumlah padatan 5. Nilai BOD/COD 6. Pencemaran mikroorganisme patogen 7. Kandungan minyak 8. Kandungan logam berat 9. Kandungan bahan radioaktif 0

Jumat, 01 Januari 2016

Pemanasan Global - Dampak Terhadap Pertanian

PEMANASAN GLOBAL Dampak Terhadap Pertanian Perubahan iklim juga berdampak pada perubahan musim tanam, irigasi, ketersediaan air yang berpengaruh pada sektor pertanian. Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan global karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Beberapa tahun ini terjadi perubahan iklim dan telah dirasakan berdampak pada pertanian, ketahanan pangan, kesehatan manusia, dan pemukiman, termasuk sumber daya air dan keanekaragaman hayati. Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik. Dampak bagi aktivitas soaial-ekonoi masyarakat: 1.Gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai. 2.Gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan pelabuhan dan bandara. 3.gangguan terhadap pemukiman penduduk 4.pengurangan produktivitas lahan pertanian 5.peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit Ancaman Produksi Pangan Global warming mempengaruhi pola presipitasi, evaporasi, water run-off, kelembaban tanah dan variasi iklim yang sangat fluktuatif yang secara keseluruhan mengancam keberhasilan produksi pangan. Kekeringan akibat kemarau panjang yang merupakan efek EI Nino pada tahun 1997 telah menyebabkan gagalnya produksi padi dalam skala yang sangat besar yaitu mencangkup luasan 426.000 ha. Menurut laporan Rossane Skirble (2007), perubahan cuaca dan pemanasan global dapat menurunkan produksi pertanian antara 5-20%. Negara negara dengan kondisi geografis yang lebih khusus seperti India dan Afrika akan mengalami penurunan produksi pertanian yang lebih tinggi lagi. Strategi Adaptasi Dampak perubahan iklim pada peningkatan temperatur sebenarnya sudah ditengarai sejak tahun 1990-an. Department for International Development, badan dari pemerintah Inggris yang menguasai bantuan pembangunan untuk negara lain dan World Bank melaporkan rata rata kenaikan suhu per tahun sebesar 0,3 derajat celsius. Indonesia di prediksi akan mengalami lebih banyak hujan dengan perubahan 2-3 persen per tahun. Intensitas hujan akan meningkat, namun jumlah hari hujan akan semakin pendek. Dampak yang nyata adalah meningkatnya resiko banjir. Secara umum, perubahan cuaca akan memicu kemarau panjang dan penurunan kesuburan tanah. Hal ini akan mempengaruhi kelangsungan produksi pangan secara nasional.Pemanasan global juga mengandung resiko yang besar akan kegagalan panen dan kematian hewan ternak. Indonesia nampaknya belum menyiapkan secara komperehensif kebijakan dan strategi Operational untuk mengadaptasikan diri terhadap perubahan iklim global. Padahal tindakan ini sangat mendesak untuk berbagai aspek pembangunan, khususnya ketahanan pangan. Beberapa rekomendasi dari world Development Report antara lain: menanam varitas yang memiliki daya adaptasi tinggi, mengubah masa tanam menyesuaikan cuaca, mempraktekan pertanian dengan masa tanam yang lebih singkat. Tampaknya tidak mungkin bagi petani diharapkan mencari strategi sendiri. Pemerintah sebagai penyedia public goods harus mampu mendukung petani beradaptasi terhadap perubahan iklim global. berbagai kebijakan yang dapat ditempuh antara lain melalui skema asuransi tanaman dan ternak, penelitian yang intensif serta diseminasi yang terpadu atas berbagai varietas baru komoditas pertanian yang memiliki daya tahan tinggi terhadap kekeringan, banjir, peningkatan temperatur serta memiliki potensi emisi CO2 yang rendah.

Pendidikan dan Pengetahuan Lingkungan

1. MANUSIA DAN LINGKUNGAN Pendidikan Lingkungan dan Pengetahuan Lingkungan. Limbah Merupakan hasil sisa buangan dari kegiatan manusia. Sedikit/banyaknya jumlah limbah berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya. Semakin banyak kegiatan manusia untuk menggunakan sumber daya alam pun mempengaruhi semakin banyaknya limbah yang dihasilkan.Pemanfaatan kembali limbah bila masih layak untuk digunakan merupakan upaya untuk mengurangi jumlah limbah, namun biasanya pemanfaatan limbah memerlukan suatu proses daur ulang untuk menghasilkan suatu produk baru yang dapat dipergunakan. Proses daur ulang merupakan salah satu upaya untuk mengurangi jumlah limbah yang tidak terpakai. Secara umum, limbah hasil dari kegiatan manusia menurut wujudnya ada yang berupa limbah padat, limbah cair, serta limbah gas. Menurut proses penguraiannya, limbah dibedakan menjadi 2 macam: -Degradable waste, yaitu limbah yang dapat teurai secara alami melalui proses pembusukan bakteri/jamur. (sampah sayur/buah, dedaunan, sisa makanan). -Non degradable waste, yaitu limbah yang sulit untuk diuraikan lagi secara alami. Biasanya limbah jenis ini yang dijadikan bahan untuk daur ulang. (botol minuman bekas, sampah steerofoam, kaleng minuman, sampah potongan besi, sampah kaca). Limbah Korosif 1. Limbah korosif, adalah limbah yang dapat menyebabkan iritasi bila mengenai kulit dan dapat menyebabkan karat bila mengenai logam. 2. Limbah korosif memiliki kadar pH dalam air yang tidak boleh kurang dari 2 untuk limbah berjenis asam, serta untuk limbah berjenis basa tidak boleh melebihi 12,5 3. Limbah korosif ini sering kita temui dalam keseharian, contohnya -Produk pembersih rumah, (pembersih lantai, pemutih pakaian, detergen pencuci) -Produk pemeliharaan rumah, (cat tembok serta thineer) -Produk pestisida, (insektisida, racun tikus, kamper pengharum) -Produk otomotif, (bahan bakar, oli kendaraan, air pengisi accu, obat pembersih kendaraan) -Produk kosmetik(kecantikan) Limbah Beracun -Limbah ini mengandung unsur kimia yang berbahaya(beracun), yang apabila tercampur dengan lingkungan sekitarnya akan mengganggu kelangsungan makhluk hidup di sekitarnya pula, bahkan dampak terburuknya akan berakibat kematian dan pengrusakan. -Negara-negara di Eropa sangatlah konsen terhadap lingkungan hidup disana, mereka menerapkan standard yang sangat tinggi untuk limbah yang akan dibuang. -Beberapa metode dalam meminimalisir limbah beracun, diantaranya a. Proses secara kimia,(redoks, netralisasi, pengendapan, adsopsi, penukaran ion) b. Proses secara fisika,(penetralisiran gas&cairan, metode kristalisasi) c. Proses stabilisas/solidifikasi, metode dengan cara membatasi daya larut, daya sebar, serta efek dari limbah tersebut sebelum dibuang. d. Proses insinerasi, metode dengan membakar materi limbah tersebut menggunakan alat insinerator dengan efisisensi pembakaran 99,9% (misalkan bobot limbah yang akan dibakar 100kg, maka abu sisa dari pembakaran limbah 0,01kg/1gram) Limbah Reaktif -Limbah ini memiliki sifat mudah bereaksi dengan oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi dan dapat menyebabkan perubahan tanpa peledakan. -Limbah yang dapat bereaksi hebat dengan air. -Limbah yang apabila bercampur dengan air berpotensi menimbulkan ledakan, menghasilkan gas, uap, atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. -Merupakan limbah sianida, sulfida, atau amonia yang pada kondisi pH antara 2 dan 12,5 dapat menghasilkan gas, uap atau asap beracun dalam jumlah yang membahayakan bagi kesehatan manusia dan lingkungan. -Limbah yang mudah meledak atau bereaksi pada suhu dan tekanan standar(25 0 C, 760mmHg). -Limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepas atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi. Limbah Mudah Meledak -Limbah Mudah Meledak ( Eksplosive Waste) Limbah ini berbahaya selama penanganannya, baik pada saat pengangkutannya maupun saat pembuangannya, karena limbah jenis ini dapat menimbulkan rekasi hebat dan dapat melukai manusia serta dapat merusak lingkungan. Limbah mudah meledak dapat didefinisikan sebagai : Limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan cepat, suhu dan tekanan yang tinggi yang mampu merusak lingkungan sekitarnya.   Contoh:   a)Limbah dari pabrik senjata yang menghasilkan bahan eksplosif,(bahan yang mudah terbakar). b)Limbah kimia khusus dari laboratorium seperti asam prikat (picric acid). Limbah Mudah Terbakar -Limbah Mudah Menyala/Terbakar (Flammable Waste) Limbah ini berbahaya apabila terjadi kontak dengan buangan (gas) yang panas dari kendaraan, rokok atau sumber api lain karena dapat menimbulkan kebakaran yang tidak terkendalikan baik didalam kendaraan pengangkut maupun dilokasi penanaman limbah (landfill).  Limbah mudah menyala/terbakar ini didefinisikan sebagai: Limbah yang apabila didekatkan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala/terbakar dan apabila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu yang lama. Contoh umum dari limbah ini adalah : Pelarut seperti benzena, toluena atau aseton. Limbah-limbah ini berasal dari pabrik cat, pabrik tinta dan kegiatan lain yang menggunakan pelarut tersebut; antara lain pembersihan metal dari lemak/minyak, serta laboratorium kimia. Proses Daur Ulang -Limbah dapat dikurangi dengan cara pemanfaatan ulang dan mendaur  ulang limbah. Daur ulang adalah penggunaan kembali material atau barang yang sudah tidak digunakan, menjadi produk lain. -Sehingga dapat meminimalisir baik jumlah maupun dampak dr limbah yang dikeluarkan. -Proses daur ulang menghasilkan suatu produk baru yang bermanfaat.