Jumat, 01 Januari 2016

Pemanasan Global - Dampak Terhadap Pertanian

PEMANASAN GLOBAL Dampak Terhadap Pertanian Perubahan iklim juga berdampak pada perubahan musim tanam, irigasi, ketersediaan air yang berpengaruh pada sektor pertanian. Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan global karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Beberapa tahun ini terjadi perubahan iklim dan telah dirasakan berdampak pada pertanian, ketahanan pangan, kesehatan manusia, dan pemukiman, termasuk sumber daya air dan keanekaragaman hayati. Pemanasan global mengakibatkan dampak yang luas dan serius bagi lingkungan bio-geofisik. Dampak bagi aktivitas soaial-ekonoi masyarakat: 1.Gangguan terhadap fungsi kawasan pesisir dan kota pantai. 2.Gangguan terhadap fungsi prasarana dan sarana seperti jaringan jalan pelabuhan dan bandara. 3.gangguan terhadap pemukiman penduduk 4.pengurangan produktivitas lahan pertanian 5.peningkatan resiko kanker dan wabah penyakit Ancaman Produksi Pangan Global warming mempengaruhi pola presipitasi, evaporasi, water run-off, kelembaban tanah dan variasi iklim yang sangat fluktuatif yang secara keseluruhan mengancam keberhasilan produksi pangan. Kekeringan akibat kemarau panjang yang merupakan efek EI Nino pada tahun 1997 telah menyebabkan gagalnya produksi padi dalam skala yang sangat besar yaitu mencangkup luasan 426.000 ha. Menurut laporan Rossane Skirble (2007), perubahan cuaca dan pemanasan global dapat menurunkan produksi pertanian antara 5-20%. Negara negara dengan kondisi geografis yang lebih khusus seperti India dan Afrika akan mengalami penurunan produksi pertanian yang lebih tinggi lagi. Strategi Adaptasi Dampak perubahan iklim pada peningkatan temperatur sebenarnya sudah ditengarai sejak tahun 1990-an. Department for International Development, badan dari pemerintah Inggris yang menguasai bantuan pembangunan untuk negara lain dan World Bank melaporkan rata rata kenaikan suhu per tahun sebesar 0,3 derajat celsius. Indonesia di prediksi akan mengalami lebih banyak hujan dengan perubahan 2-3 persen per tahun. Intensitas hujan akan meningkat, namun jumlah hari hujan akan semakin pendek. Dampak yang nyata adalah meningkatnya resiko banjir. Secara umum, perubahan cuaca akan memicu kemarau panjang dan penurunan kesuburan tanah. Hal ini akan mempengaruhi kelangsungan produksi pangan secara nasional.Pemanasan global juga mengandung resiko yang besar akan kegagalan panen dan kematian hewan ternak. Indonesia nampaknya belum menyiapkan secara komperehensif kebijakan dan strategi Operational untuk mengadaptasikan diri terhadap perubahan iklim global. Padahal tindakan ini sangat mendesak untuk berbagai aspek pembangunan, khususnya ketahanan pangan. Beberapa rekomendasi dari world Development Report antara lain: menanam varitas yang memiliki daya adaptasi tinggi, mengubah masa tanam menyesuaikan cuaca, mempraktekan pertanian dengan masa tanam yang lebih singkat. Tampaknya tidak mungkin bagi petani diharapkan mencari strategi sendiri. Pemerintah sebagai penyedia public goods harus mampu mendukung petani beradaptasi terhadap perubahan iklim global. berbagai kebijakan yang dapat ditempuh antara lain melalui skema asuransi tanaman dan ternak, penelitian yang intensif serta diseminasi yang terpadu atas berbagai varietas baru komoditas pertanian yang memiliki daya tahan tinggi terhadap kekeringan, banjir, peningkatan temperatur serta memiliki potensi emisi CO2 yang rendah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar